Pengaruh Perang Dunia II dan Pengaruhnya Di Indonesia
Pernahkah kamu mendengar kata romusha? Di Indonesia, romusha dikenal pada saat Indonesia dijajah Jepang. Ketika berkuasa di Jepang. Gambar di samping adalah salah satu gambaran kerja paksa yang dilakukan oleh para romusha. Dalam bahasa Jepang, romusha berarti “pahlawan kerja”. Romusha di Indonesia dipakai untuk menyebut tenaga kerja paksa di zaman pendudukan Jepang (1942–1945). Para romusha dipekerjakan untuk kepentingan membangun pertahanan pasukan Jepang. Kebanyakan romusha dari Indonesia tewas dalam keadaan sangat mengenaskan baik di Indonesia maupun di Birma (sekarang Myanmar) dan Thailand.
Diskusikanlah dalam sebuah kelompok kecil!
- Apa yang dimaksud dengan romusha?
- Para romusha bekerja untuk kepentingan siapa?
- Apa ada segi positif yang dapat diperoleh Indonesia ketika dijajah Jepang?
- Setujukah kamu dengan pernyataan yang mengatakan bahwa masa penjajahan Jepang hanya menimbulkan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia? Jelaskan jawabanmu!
A. Perang Dunia II
1. Lahirnya Negara-negara Fasis
Situasi Eropa menjelang PD II tidak jauh berbeda dengan situasi menjelang PD I. Suasana diliputi ketegangan dan keinginan balas dendam, terutama negara-negara yang kalah perang. Mereka dirugikan oleh perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh blok Sekutu. Pada umumnya negara-negara yang terlibat perang mengalami kehancuran ekonomi. Untuk itu mereka berusaha bangkit dengan cara yang diktator dan mengembangkan paham ultranasionalisme. Dari paham ultranasionalisme tersebut lahir negara-negara fasis. Negara-negara fasis yang muncul yaitu Jerman, Italia, dan Jepang.
a. Fasisme di Jerman
Dalam PD I Jerman mengalami kekalahan dan penderitaan yang hebat. Namun, di bawah kepemimpinan Adolf Hittler Jerman mulai bangkit. Melalui Partai Nazi, Adolf Hittler membangun Jerman kembali. Jerman menganut paham Chauvinisme yaitu paham yang menganggap dirinya lebih unggul dari ras lainnya. Selain itu juga menganut totaliterisme yaitu paham yang melaksanakan prinsip bahwa semua diutus oleh negara. Rakyat tidak memiliki kebebasan. Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan Hittler untuk mewujudkan kejayaan Jerman.
- Menolak isi Perjanjian Versailes.
- Membangun angkatan perang yang kuat.
- Mengobarkan semangat anti-Yahudi dengan membunuh dan mengusir orang-orang Yahudi.
- Membangun hubungan kerja sama politik dan militer dengan Jepang dan Italia (Poros Roberto).
- Membentuk polisi rahasia yang disebut Gestapo.
Seiring dengan perkembangan yang dialaminya, Jerman mulai berani melakukan politik ekspansi kembali. Jerman melaksanakan politik Lebensraum (ruang untuk hidup) yaitu gagasan perluasan wilayah melalui perang. Misalnya dengan menduduki Austria dan Cekoslovakia.
b . Fasisme di Italia
Kalian tentu masih ingat bukan mengapa Italia pindah ke blok Sekutu? Italia adalah salah satu negara pemenang dalam Perang Dunia I. Meskipun menang, Italian merasa kecewa sebab tuntutannya dalam Perjanjian Versailes tidak terpenuhi. Karena ekecewaannya tersebut, Italia mulai bangkit di bawah pimpinan Benito Mussolini . Italia berkembang menjadi negara fasis. Berikut ini usaha-usaha Benito Mussolini untuk
mengembangkan fasisme di Italia.
- Mengobarkan semangat Italia Irredenta untuk mempersatukan seluruh bangsa Italia.
- Memperkuat angkatan perang.
- Menguasai seluruh Laut Tengah sebagai Mare Nostrum atau Laut Kita.
- Menduduki Ethiopia dan Albania.
c . Fasisme di Jepang
Munculnya fasisme Jepang tidak dapat dipisahkan dari Restorasi Meiji. Berkat Restorasi Meiji, Jepang berkembang menjadi negara industri yang kuat. Majunya industri tersebut membawa Jepang menjadi negara imperialis. Jepang menjadi negara fasis dan menganut Hakko I Chiu. Fasisme di Jepang dipelopori oleh Perdana Menteri Tanaka, masa pemerintahan Kaisar Hirohito dan dikembangkan oleh Perdana Menteri Hideki Tojo. Untuk memperkuat kedudukannya sebagai negara fasis, Kaisar Hirohito melakukan beberapa hal berikut.
- Mengagungkan semangat bushido.
- Menyingkirkan tokoh-tokoh politik yang anti militer.
- Melakukan perluasan wilayah ke negara-negara terdekat seperti Korea, Manchuria, dan Cina.
- Memodernisasi angkatan perang.
- Mengenalkan ajaran shinto Hakko I Chiu yaitu dunia sebagai satu keluarga yang dipimpin oleh Jepang.
Berkembangnya negara-negara fasis seperti Italia, Jerman, dan Jepang membuat situasi politik di kawasan Eropa semakin menghangat, dan diwarnai dengan ketegangan yang mendorong terjadinya Perang Dunia II.
2. Latar Belakang Perang Dunia II
Hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya Perang Dunia II dapat digolongkan menjadi sebab umum dan sebab khusus.
a. Sebab Umum
Berikut ini sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II.
- Pertentangan antara paham liberalisme dan totaliterisme. Liberalisme memberikan kebebasan bagi warga negaranya sedangkan totaliterisme mengekang kebebasan warga negara.
- Persekutuan mencari kawan.
- Semangat untuk membalas dendam (revancheidea) karena kekalahan dalam PD I.
- Perlombaan senjata antarnegara.
- Pertentangan antarnegara imperialis untuk memperebutkan daerah jajahan.
- Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa dalam mewujudkan perdamaian dunia.
b . Sebab Khusus (casus bally)
Sebab khusus Perang Dunia II terjadi di dua kawasan yaitu kawasan Eropa dan kawasan Asia Pasifik. Berikut ini sebab-sebab khusus terjadinya Perang Dunia II.
- Di kawasan Asia Pasifik, penyerbuan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941.
- Di kawasan Eropa, serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September 1939. Alasan penyerangan itu untuk merebut kembali kota Danzig (penduduknya bangsa Jerman). Dalam waktu singkat sebagian besar Polandia dikuasai Jerman. Uni Soviet yang merasa keamanannya terancam, segera menyerbu Polandia dari arah Timur. Pada tanggal 3 September 1939 Inggris dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman. Dalam perkembangannya melibatkan banyak negara.
3. Jalannya Perang
Negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia II juga tidak jauh berbeda dengan Perang Dunia I. Perang Dunia II dapat dikatakan merupakan ajang balas dendam bagi negara-negara yang kalah dalam PD I. Negara-negara yang terlibat terbagi dalam blok Sentral dan blok Sekutu. Berikut ini negara-negara yang terlibat dalam PD II.
a. Blok Sentral yaitu Jerman, Italia, Jepang, Austria, Rumania, dan Finlandia.
b. Blok Sekutu yaitu Inggris, Prancis, Rusia, RRC, Amerika Serikat, Austria, dan Polandia. Secara umum PD
II dibagi dalam 3 tahapan berikut.
a. Tahapan pertama, blok Sentral melakukan ofensif dengan taktik serangan kilat.
b. Tahapan kedua, merupakan titik balik. Blok Sentral bersifat defensif (bertahan) sedangkan blok Sekutu lebih banyak melakukan serangan.
c. Tahapan ketiga, blok Sekutu mulai mencapai kemenangan.
Untuk memahami jalannya Perang Dunia II, simaklah penjelasan berikut.
Medan pertempuran PD II lebih luas yaitu mencakup Eropa, Asia, dan Afrika. Perang Dunia II di wilayah Eropa terdiri atas beberapa medan pertempuran (front) yaitu front Eropa Barat, Eropa Timur, dan Eropa Tenggara. PD II juga meluas ke wilayah Afrika, dalam arti untuk perebutan tanah jajahan bangsa Barat di Benua Afrika.
a. Front Eropa Barat
Perang di Eropa Barat ini merupakan tahapan pertama dari Perang Dunia II. Negara-negara Sentral yang dipimpin oleh Jerman bertindak ofensif. Jerman melakukan serangan kilat (blitzkreig) menyerbu Denmark, Norwegia, Belanda, dan Luxemburg. Ke arah Selatan, Jerman menyerbu Prancis lewat belakang daerah pertahanan Maginot. Jerman berhasil menguasai setengah wilayah Prancis termasuk kota Paris. Prancis terpaksa menyerah di kota Compiegne.
b. Front Eropa Timur
Diawali dengan penyerbuan Jerman ke Danzig, Polandia pada tanggal 1 September 1939. Hampir semua negara-negara di Eropa Timur mendukung Jerman kecuali Yugoslavia. Di bawah pimpinan Joseph Bros Tito, Yugoslavia mengadakan perlawanan gerilya yang menyulitkan Jerman.
c. Front Eropa Tenggara
Jerman di bawah pimpinan Erwin Rommel memulai serangan dari Rumania menuju Balkan. Jerman yang sudah berhasil menguasai Balkan bergerak ke Selatan dalam upaya menguasai Terusan Suez.
d. Front Afrika
Pada awalnya Amerika Serikat bersikap netral. Akan tetapi setelah terjadi peristiwa Pearl Harbour tanggal Desember 1941, AS menyatakan perang kepada Jepang. Sekutu membentuk komando gabungan yang dipimpin Jenderal Dwight Eisenhower. Pada tanggal 6 Juni 1944 terjadi pertempuran antara Sekutu dan Jerman di Normandia. Jerman dapat dipukul mundur. Sementara itu, wilayah Asia Pasifk membentuk pertempuran sendiri. Jepang berhasil menguasai Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Birma. Bahkan pada tanggal 27 Februari 1942 pertahanan Sukutu di Jawa dapat direbut Jepang. Peta kekuatan mengalami perubahan setelah terjadi pertempuran di Laut Karang. Pasukan Sekutu yang dipimpin Jenderal Douglas Mac Arthur dengan Laksamana Chester W. Nimit menyerbu Jepang sampai Pulau Okinawa.
0 comments:
Posting Komentar